Chelsea Juara Liga Champions 2020-2021
Chelsea Juara Liga Champions 2020-2021 : Kesuksesan Chelsea menjadi juara Liga Champions rupanya membuat satu pemain mereka dibuat keheranan dan takjub.
Chelsea baru saja dinobatkan sebagai raja baru di Eropa setelah berhasil memenangi Liga Champions 2020-2021.
Kepastian tersebut didapatkan usai Chelsea juara sukses menumbangkan Manchester City di partai final.
Duel antara Chelsea dan Manchester City tersaji di Estadio do Dragao, Sabtu (29/5/2021) atau Minggu dini hari WIB.
Chelsea yang Tak Sempurna Jadi Juara Liga Champions
Dibanding Manchester City yang tak terkalahkan sejak fase grup hingga semifinal Liga Champions, catatan Chelsea lebih buruk karena pernah mengalami kekalahan.
sembilan musim berlalu. Chelsea menjalani Liga Champions musim ini dengan status peringkat keempat di Liga Inggris.
Di fase grup, Chelsea berada satu grup dengan Sevilla, Krasnodar, dan Rennes. Di bawah arahan Frank Lampard, Chelsea meraih empat kemenangan dan dua kali seri. Dengan 14 poin, Chelsea menjadi juara grup.
Pada partai 16 besar, Lampard tak lagi ada di kursi pelatih. Posisinya digantikan Thomas Tuchel. Berada di bawah arahan Tuchel, London Biru meraih kemenangan 1-0 dan 2-0 atas Atletico Madrid.
Langkah klub milik Roman Abramovich berlanjut ke perempat final dengan bertemu FC Porto. Menang 2-0 di leg pertama membuat kekalahan 0-1 di leg kedua tak berpengaruh.
Di semifinal giliran pengumpul trofi Liga Champions terbanyak yang mereka kalahkan. Setelah imbang 1-1 melawan Real Madrid di Spanyol, Chelsea menang 2-0 saat menjamu Los Blancos.
Trofi itu jadi raihan pertama bagi Thomas Tuchel yang lima bulan lebih menangani Chelsea. Tuchel juga melanjutkan tren pelatih-pelatih Jerman menjuarai Liga Champions dalam tiga musim terakhir, setelah Juergen Klopp membawa Liverpool juara pada 2019 dan Hansi Flick bersama Bayern Muenchen tahun lalu.
Langkah Chelsea ke final, kalah mentereng dibandingkan Manchester City. Dibanding Man City yang menorehkan 11 kali menang dan sekali imbang, Chelsea mengemas delapan kali menang, tiga kali imbang dan sekali kalah.
Juru taktik Manchester City, Pep Guardiola berjanji akan membawa City ke final Liga Champions lagi setelah pengalaman perdana mereka berakhir dengan kekalahan 0-1 melawan Chelsea.
Kendati kalah karena gol semata wayang Kai Havertz, Guardiola menilai City bermain bagus di final Liga Champions pertama mereka sepanjang masa tersebut.
“Laga yang ketat. Untuk tim yang baru pertama kali tampil di final Liga Champions, kami menyajikan final yang bagus,” kata Guardiola selepas laga kepada BT Sport dilansir laman resmi UEFA.
“Kami memperlihatkan keberanian, terutama di babak kedua. Para pemain melakukan dan mempertaruhkan segalanya. Sayang kami tidak bisa mencetak gol karena pertahanan mereka sangat kuat. Tapi kami akan kembali lagi suatu hari nanti,” ujarnya menambahkan.
Guardiola juga membela strategi serta susunan pemain yang ia terapkan.
City bermain tanpa gelandang bertahan sepanjang babak pertama yang biasanya berfungsi mematahkan serangan lawan.
Sementara itu di lini depan, Guardiola melanjutkan preferensinya tampil tanpa penyerang murni dan memaksakan Kevin de Bruyne di garis terdepan bersama Raheem Sterling dan Riyad Mahrez.
Kedua hal itu berubah di babak kedua ketika Fernandinho masuk, juga Gabriel Jesus dan Sergio Aguero, tetapi langkah tersebut tak cukup untuk membongkar lini pertahanan disiplin yang diterapkan para pemain Chelsea.
“Saya melakukan yang terbaik dengan susunan pemain. Saya berusaha memilih susunan terbaik untuk memenangi pertandingan,” ujar Guardiola.
“Kami kesulitan mematahkan garis mereka di babak pertama. Babak kedua lebih baik, tetapi menghadapi struktur pertahanan Chelsea tidaklah mudah. Kami kelimpungan mengantisipasi bola panjang juga bola-bola kesempatan kedua. Di momen seperti itu selalu dibutuhkan penampilan inspiratif,” katanya melengkapi.
Kendati gagal menjuarai Liga Champions, Guardiola meyakini City menjalani musim yang luar biasa.
“Kami berusaha, tetapi gagal dan itu membuat kami wajib bekerja lebih keras mulai dari sekarang,” katanya.
“Sekarang saya ingin pulang dulu, bertemu keluarga, sudah lama. Sesudah itu saya akan kembali ke klub. Ini akan menjadi klub terbaik di dunia untuk beberapa tahun ke depan,” tutup Guardiola.
Guardiola menutup musim 2020/21 dengan raihan gelar juara Liga Premier Inggris dan trofi Piala Liga Inggris bagi City, yang terhenti di semifinal Piala FA serta cuma jadi runner-up Liga Champions.
Pertemuan sesama wakil Inggris di gelaran final Liga Champions musim ini menjadi milik The Blues.
Pasukan Thomas Tuchel berhasil membawa pulang trofi Si Kuping Besar setelah mampu menundukkan skuad Pep Guardiola dengan skor tipis 1-0.
Gol semata wayang dari Kai Havertz pada menit ke-42 sudah cukup untuk membuat The Blues membawa pulang trofi Liga Champions.
Ini menjadi gelar kedua bagi Chelsea setelah trofi perdana mereka diraih pada edisi 2011-2012.