Perkembangan Industri E-Sport di Indonesia

Perkembangan Industri E-Sport di Indonesia

Perkembangan E-Sport di Indonesia : Salah satu bisnis paling potensial dalam industri game saat ini adalah kompetisi esport. Tidak hanya untuk peserta pertandingan, panitia yang menggelar kompetisi bertaraf nasional dan internasional juga memperoleh keuntungan yang tak sedikit.

Berdasarkan data Newzoo yang dirilis awal tahun ini, total pendapatan esport secara global bisa mencapai USD463 juta atau sekitar Rp6,2 triliun. Ia berasal dari berbagai aspek, seperti lisensi media, tiket menonton, iklan online, penjualan merchandise, kerja sama merek, dan investasi tambahan dari penerbit game.

Amerika Utara merupakan wilayah dengan pendapatan terbesar yang mencapai USD175 juta atau dengan pangsa pasar 38 persen. Tiongkok dan Korea Selatan menyusul di belakangnya, dengan kontribusi sekitar 23 persen atau USD106 juta. Namun, total pendapatan ini hanya berasal dari pihak penyelenggara dan pemain yang terlibat.

Sumber pendapatan besar berikutnya berasal dari penonton esport. Tanpa disadari, mereka yang rela meluangkan waktunya untuk menonton sebuah pertandingan game mempunyai kontribusi yang tak bisa dipandang sebelah mata terhadap industri ini.

Bukan Amerika Utara, Asia justru menjadi pasar dengan potensi penonton terbesar. Wilayah ini menyumbang sekitar 44 persen dari jumlah penonton esport global, dengan mayoritas berasal dari Asia Tenggara, Indonesia salah satunya.

Jumlah penonton dari tahun 2015 ke 2016 mengalami peningkatan sektiar 13 persen, dengan total mencapai 226 juta penonton. Berkaca dari tahun lalu, ada sekitar 112 kompetisi besar tingkat internasional, dengan total pemasukan USD20,6 juta hanya dari penjualan tiket.

Besarnya nilai uang yang berputar di esport membuat para investor lebih berani dalam mengeluarkan dana tambahan demi menyediakan hadiah kompetisi yang tidak kecil. The International, kompetisi global DOTA 2 yang digelar setiap pertengahan tahun adalah salah satu contoh kompetisi game dengan nilai hadiah yang terus bertambah.

Tahun 2016, total hadiah untuk tim yang berhasil menaiki podium juara dunia DOTA 2 mencapai Rp245 miliar.

Begitu besar uang yang didapatkan secara otomatis meningkatkan kompetensi gamer professional, dan di saat yang sama, menambah jumlah gamer yang tertarik untuk ikut terjun ke industri esport.

Selain DOTA 2, League of Legends dan Counter Strike: Global Offensive merupakan dua game dengan kompetisi internasional yang mempunyai total hadiah yang cukup besar. Setiap tahun, nilai hadiah yang dipasang akan terus meningkat, seiring dengan bertambahnya jumlah investor, pemain, dan penonton yang tertarik untuk mengikutinya.

Pilihan Game Semakin Banyak

Kemajuan industri esport juga didukung pilihan game yang semakin banyak. Jika sebagian gamer dulunya terpaku pada DOTA atau Counter Strike, ada game lain yang dipertandingkan dengan ekosistem yang sudah memadai.

Ekosistem di sini mengacu pada seberapa jauh pemain bisa menunjukkan kemampuannya, misalnya skala kota, provinsi, nasional, sampai internasional. Secara global, selain DOTA 2 dan CS:GO, ada banyak game lain yang turut hadir dalam industri esport. Sebut saja StarCraft II, Hearthstone, SMITE, Call of Duty: Black Ops III, Halo 5: Guardian, Overwatch, dan masih banyak lagi.

Popularitas setiap game ini memang tidak merata, sebagai contohnya Call of Duty dan SMITE sebagai salah satu cabang esport utama di wilayah Amerika Utara.

Tidak terfokus untuk platform PC, banyak sekali turnamen game untuk platform mobile, seperti Clash of Clans dan Clash Royale. Selain itu, ada pula Tekken, Street Fighter, dan FIFA untuk konsol PlayStation 4 dan Xbox One.

Banyaknya pilihan game dan platform esport secara otomatis meningkatkan jumlah pemain dan penonton. Faktor pendukung utamanya adalah para pengembang dan penerbit game yang berinisiatif menciptakan ekosistem dibarengi model bisnis yang tepat, sehingga ketika game baru muncul, gamer akan tertarik untuk mencobanya.

Blizzard merupakan salah satu pengembang sekaligus penerbit game yang sudah sangat lama menunjukkan keseriusannya dalam industri esport. Dimulai dari DOTA, mereka terus menggarap game yang mampu melahirkan ekosistem esport.

Untuk platform mobile, mereka mengunggulkan Hearthstone, game kartu yang mengangkat tema dunia Warcraft. Mereka juga punya StartCraft II, dan saat ini Overwatch tengah mendapatkan perhatian serius dari game seluruh dunia, karena berhasil memperkenalkan konsep game FPS online yang tampil beda. Bukan tidak mungkin jika tahun depan akan muncul game baru berikutnya yang siap menghadirkan kompetisi skala internasional.

Esport Indonesia

Bagaimana dengan esport Indonesia? Jika melihat beragam kompetisi esport global yang sudah bergulir sejak awal tahun ini, perkembangan esport Indonesia tidaklah ketinggalan. Berbagai penerbit game online tetap rutin menyelenggarakan kompetisi tingkat nasional, dengan hadiah yang bisa mencapai miliaran rupiah.

Melalui game unggulan Point Blank, penerbit Garena menggelar kompetisi tingkat internasional tahun lalu, dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya. Tahun ini, Garena menggelar Point Blank Nation Cup dengan total hadiah mencapai Rp1,5 miliar. Sementara itu, penerbit asli Indonesia Megaxus Infotech kembali menggelar Megaxus Olimpiade 2016, yang menghadirkan berbagai game yang sudah mereka rilis.

Ekosistem esport Tanah Air juga semakin berkembang, karena tak hanya penerbit yang menggelar turnamen game, ada juga berbagai event organizer yang menyiapkan kompetisi skala nasional dengan pilihan game yang lebih banyak. Gamer Village, misalnya, secara rutin menggelar kompetisi game tahunan nasional dengan menggandeng berbagai penerbit.

Kompetisi tak hanya berlangsung di Jakarta, tetapi juga di kota-kota lain untuk merangkul lebih banyak gamer.

Sejauh ini, gamer dari luar Jakarta berhasil membuktikan bahwa mereka mempunyai kemampuan yang tak kalah hebat dengan gamer Ibu Kota. Selain Gamer Village, ada juga Kairos yang menggelar World of Gaming secara berkala, dengan konsep yang mirip.

Para produsen perangkat gaming juga mulai meningkatkan pehatian mereka terhadap industri esport. Sebut saja ASUS, Acer, Lenovo, MSI, Gigabyte, AMD, atau NVIDIA yang sudah lama berkecimpung di industri PC. Sebenarnya, mereka terus berpartisipasi dalam berbagai kompetisi game sebagai pihak pendukung. Hanya saja, tahun ini ingin menunjukkan identitasnya dengan terlibat langsung melalui gelaran kompetisi mandiri.

NVIDIA sudah memulai GeXT, AMD membangun arena esport di Jakarta, dan Lenovo menggelar Lenovo Gaming League. Selain menambah pilihan turnamen, para produsen PC juga mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk memamerkan jajaran produk gaming mereka.

Semua pelaku bisnis yang saaya sebutkan di atas adalah mereka yang menggeluti industri PC. Jangan lupa bahwa sebenarnya ada platform konsol, yaitu PlayStation 4, yang juga rajin menggelar berbagai kompetisi. Beberapa game yang dipertandingkan di konsol ini adalah FIFA, Pro Evolution Soccer, Street Fighter, dan Tekken.

Sayangnya, gaung kurang terdengar karena ruang lingkup kompetisi yang mayoritas sebatas penyewaan PlayStation. Gamer FIFA dan Tekken memiliki peluang untuk terjun ke kancah internasional, namun tidak ada dukungan yang cukup besar dari Sony sebagai pencipta konsol. Sejauh ini, distributor PS4 yang sering menjadi pneyumbang utama dalam berbagai kompetisi PS4.

Kurang Bersinar di Internasional

Game, pelaku bisnis, dan penonton, ketiga aspek ini adalah tulang punggung ekosistem esport. Permasalahan berikutnya yang muncul di industri esport Indonesia adalah sejauh mana pencapaian pemain itu sendiri. Beberapa kompetisi memang mempunyai level tertinggi hanya sampai nasional.

Di lain pihak, game besutan penerbit memiliki ruang lingkup turnamen sampai tingkat internasional, baik untuk level Asia Tenggara, Asia, sampai global. Harus diakui, gamer Indonesia mempunyai kemampuan hebat untuk tingkat Asia Tenggara, dan mereka masih harus berlatih lebih keras jika ingin menjadi wakil Asia dalam turnamen game berkelas.

TEAMnxl> adalah salah satu contoh tim profesional yang cukup sering mewakili Indonesia dalam kompetisi internasional. Kemampuan mereka sudah diakui tim profesional dari negara Asia Tenggara lainnya. Namun, jangan lupa, menjelang akhir tahun ini, Recca Esports mulai mencuri perhatian industri esport Indonesia lewat beberapa kompetisi. Mereka juga menjadi wakil Asia Tenggara dalam kompetisi DreamHack Las Vegas 2016.

Untuk game DOTA 2, Indonesia memiliki banyak sekali tim siap unjuk gigi, tetapi mereka masih harus menempa kemampuan jika ingin bersaing dengan negara Asia Tenggara lainnya, misalnya Filipina yang tengah menjadi sorotan dunia.

Menjadi tim profesional dengan segudang prestasi memang tidak pernah mudah. Dibutuhkan waktu dan tenaga untuk tim tersebut dalam membangun komunikasi dan kerja sama yang baik. Banyak dari gamer ini yang mengorbankan waktu belajar mereka demi latihan bersama tim.

Hal ini sebenarnya tidak dianjurkan. Pemain yang berkualitas seharusnya bisa membagi waktu antara latihan dan belajar. Sikap dan perilaku adalah karakteristik berikutnya yang harus dimiliki seorang gamer profesional, termasuk dari bagaimana cara dia berkomunikasi dengan rekan setim, dan bagaimana bersikap ketika menghadapi kekalahan.

Dukungan Pemerintah via IeSPA

Swedia, Korea Selatan, Singapura, dan Tiongkok adalah contoh negara dengan pemerintahan yang menyatakan dukungan langsung terhadap industri esport. Mereka siap memberikan berbagai macam dukungan berupa fasilitas dan pelatihan untuk wakil negara di kompetisi internasional.

Indonesia mencoba melakukan hal yang sama melalui berdirinya Asosiasi Olahraga Elektronik Indonesia atau IeSPA. Ini adalah satu-satunya organisasi resmi pemerintah di bawah naungan Kemenpora dan FORMI, yang bertugas memperluas dan mendukung ekosistem esport Tanah Air. Beberapa kompetisi yang berada di bawah naungan IeSPA sudah mulai bergulir.

Belum lama ini, Indonesia menjadi tuan rumah ajang IESF World Championship 2016. Kompetisi internasional yang sebenarnya tidak berjalan dengan baik ini tentunya menjadi pelajaran berharga di masa mendatang. Tentunya, gamer akan menantikan sejumlah gebrakan IeSPA untuk tahun depan.

Jika kita membandingkannya dengan negara lain, apa yang telah IeSPA kerjakan belum terlihat menonjol. Ketika mewakili Indonesia di ajang internasional, tim profesional membutuhkan dukungan, baik berupa program pelatihan, penyediaan sarana latihan atau fasilitas penunjang lain.

Saat ini, dukungan tersebut mayoritas berasal dari penerbit game atau sponsor yang menaungi tim profesional tersebut. Dukungan penuh dari IeSPA diperlukan demi meningkatkan jiwa nasionalisme tim gamer ketika mengikuti pertandingan internasional, dan tidak membuat mereka bergantung pada sponsor swasta.

Di sisi lain, IeSPA yang pada akhirnya masuk ke industri esport sebagai organisasi pemerintah, belum merangkul semua pelaku bisnis dan pihak lainnya dalam membangun ekosistem esport Indonesia. Jauh sebelum IeSPA berdiri, sudah banyak penyelenggara yang menggelar kompetisi game secara rutin.

Mereka sudah terbiasa beroperasi tanpa IeSPA, dan tanpa dukungan IeSPA, mereka tetap berhasil merangkul gamer Tanah Air. Sementara itu, IeSPA menggandeng beberapa penyelenggara baru, dengan ruang lingkup beberapa game yang hanya mencapai tingkat nasional.

Sebenarnya, bukan masalah besar bagi para pelaku indsutri esport untuk berjalan masing-masing. Pada akhirnya, mereka mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperluas dan memajukan ekosistem esport Indonesia.

Esport Indonesia 2017

Industri esport Indonesia tahun depan akan semakin kompetitif. Dari segi jumlah pelaku, Indonesia mempunyai banyak pelaku bisnis yang siap menggelar berbagai turnamen game, baik dalam skala nasional maupun internasional. Mereka tidak ingin potensi esport Indonesia terbuang begitu saja, di saat yang sama, mendapatkan pemasukan dari penjualan produk.

Perkembangan ini juga harus didukung oleh daya beli gamer yang perlahan-lahan terus meningkat. Sekadar informasi, pemain industri hardware yang terjun ke esport Indonesia adalah mereka yang memasarkan notebook gaming. Anda pastinya paham bahwa notebook gaming atau produk lainnya tidak pernah dipatok dengan harga yang murah.

Tidak hanya banyak kompetisi game yang bergulir dari berbagai pelaku bisnis, kemampuan tim profesional juga akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jam terbang. Kemampuan bermain game yang terus meningkat juga harus diimbangi kepribadian yang matang dan berpikir dewasa. Tidak terbatas pada umur, gamer muda juga bisa mulai menanamkan sikap yang baik sejak mulai menggeluti dunia game.

Tentunya, peran orangtua juga harus ada, merekalah yang menjadi penentu seorang anak pada akhirnya berhasil menuai prestasi di dunia game. Memang dalam beberapa kasus, ada gamer yang harus terlebih dahulu membuktikan bahwa esport adalah karir yang menjanjikan, baru kemudian mendapatkan dukungan penuh dari orangtuanya.

Selain para pemain senior yang sudah sering meraih gelar juara, para pemain muda yang masih duduk di bangku sekolah juga perlahan-lahan menunjukkan potensi yang tidak terbatas. Yang menjadi catatan penting adalah perlunya regenerasi tim yang sudah berprestasi.

TEAMnxl> menerapkan regenerasi dengan melepas hampir semua pemain unggulannya. Langkah ini memang menuai kontroversi di kalangan penggemarnya, tetapi apa yang Richard Permana lakukan tidak lain demi kemajuan esport Indonesia.

Open chat
1
ADMIN AKDWEBS
Halo,
Saya Layanan Posting Tamu
Saya Memiliki 600 Situs
Status : Terindeks Semua
DA bagus: 40-60
Kategori Nice I yang Berbeda
Umpan Tetes Diizinkan
Saya dapat mempublikasikan secara instan
secepat mungkin

Layanan saya:
1. Saya akan mengerjakan pesanan Anda maksimal 1X24 jam, jika pada saat itu saya sedang online. Saya akan melakukannya maksimal 1 jam dan prosesnya selesai.
2. Jika ada diantara kalian yang orderannya tidak terselesaikan maksimal 1x24 jam, kalian tidak perlu membayarku, alias gratis.
3. Kalau weekend biasanya saya online, kalau weekend kalau saya tidak online berarti saya kerja hari senin.
4. Untuk pembayaran, maksimal dibayarkan satu hari setelah link live dipublikasikan.
5. Pembayaran melalui rekening paypal
Jika Anda tertarik, silakan balas
Terima kasih
Salam,
AKDWEBS